Contact Info
Menyusun brief yang jelas dan terstruktur sangat penting ketika Anda ingin bekerja sama dengan software house. Brief berfungsi sebagai panduan awal yang membantu tim pengembang memahami kebutuhan bisnis, tujuan proyek, serta ekspektasi yang diinginkan. Tanpa brief yang baik, komunikasi bisa salah arah dan hasil akhir tidak sesuai harapan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menyusun brief untuk software house agar proyek berjalan lancar dan menghasilkan solusi digital yang optimal.
1. Jelaskan Latar Belakang Bisnis
Mulailah dengan memberikan gambaran singkat tentang perusahaan Anda. Informasi yang bisa dimasukkan antara lain:
Profil singkat perusahaan
Industri atau sektor bisnis
Tantangan yang sedang dihadapi
Alasan membutuhkan software baru
Latar belakang ini akan membantu software house memahami konteks bisnis sehingga solusi yang ditawarkan lebih tepat sasaran.
2. Tentukan Tujuan Proyek
Tujuan harus dijelaskan dengan jelas dan terukur. Misalnya:
Meningkatkan efisiensi internal
Mengotomatisasi proses manual
Menyediakan platform untuk pelanggan
Meningkatkan penjualan online
Dengan tujuan yang spesifik, software house dapat merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Uraikan Kebutuhan dan Fitur
Bagian ini adalah inti dari brief. Sertakan daftar kebutuhan utama dan fitur yang diinginkan. Contohnya:
Sistem login dengan otentikasi dua faktor
Dashboard analitik
Integrasi dengan payment gateway
Aplikasi mobile untuk Android & iOS
Semakin detail daftar fitur, semakin mudah software house memahami ekspektasi Anda.
4. Tentukan Target Pengguna
Software yang dikembangkan harus relevan dengan pengguna akhir. Deskripsikan siapa target pengguna Anda:
Karyawan internal perusahaan
Pelanggan B2C (end user)
Mitra bisnis atau vendor
Informasi ini membantu tim pengembang dalam menentukan desain UI/UX yang sesuai.
5. Tentukan Anggaran dan Timeline
Meskipun tidak harus detail, berikan estimasi anggaran dan timeline proyek. Hal ini akan membantu software house memberikan penawaran yang realistis serta menyusun prioritas fitur sesuai kebutuhan Anda.
6. Sertakan Referensi atau Benchmark
Jika ada aplikasi serupa yang Anda jadikan inspirasi, cantumkan sebagai referensi. Misalnya:
“Kami ingin aplikasi seperti X, tetapi dengan tambahan fitur Y.”
“Desain UI/UX yang mirip dengan aplikasi Z.”
Referensi ini akan mempercepat proses pemahaman software house.
7. Cantumkan Informasi Kontak dan PIC Proyek
Terakhir, jangan lupa mencantumkan siapa yang menjadi contact person dalam proyek ini. PIC (Person in Charge) yang jelas akan memperlancar komunikasi selama proses development.
Kesimpulan
Menyusun brief yang terstruktur adalah langkah awal penting sebelum bekerja sama dengan software house. Dengan brief yang jelas—berisi latar belakang, tujuan, kebutuhan, target pengguna, anggaran, timeline, serta referensi—proyek Anda memiliki peluang lebih besar untuk berhasil.